Rabu, 24 Juni 2009

Pantai Tabanio yang Gersang

Lahan basah merupakan komponen penting beraneka ekosistem dan lahan basah juga dapat menyediakan sederetan barang dan jasa penting bagi manusia dalam penggunaan langsung dan tidak langsung, kesejahteraan margasatwa, dan pemeliharaan mutu lingkungan. Proses biofisik yang menjadi gantungan penyediaan barang dan jasa, juga menopang fungsi dan struktur ekosistem.

Salah satu contoh lahan basah adalah pantai. Pantai merupakan lahan basah yang cukup penting dalam ekosistem, karena berbagai flora dan fauna hidup di pesisir pantai. Selain itu pantai juga dapat memberikan manfaat bagi manusia, berbagai kegiatan manusia terjadi di pantai, sebagian lagi menggantungkan kehidupannya di daerah pantai.

Salah satu pantai yang ada di kalimantan selatan adalah pantai tabanio yang terletak di desa Tabanio. Tabanio merupakan desa kecil di kecamatan Takisung, kabupaten Tanahlaut. Di peta kabupaten, lokasi desa di tepi laut jawa itu nyaris tak tampak. Luas desa ini hanya 62 kilometer persegi yang dihuni sekitar 850 keluarga. Tidaklah sulit mencapai desa ini. Dari kota kabupaten Pelaihari, Tabanio bisa dicapai dengan menggunakan berbagai jenis kendaraan melintasi jalan beraspal sepanjang 23 km atau 83 km dari kota Banjarmasin.

Ketika memasuki tabanio akan segera tampak ratusan kapal motor dengan berbagai ukuran yang diparkir di anak-anak sungai tabanio. Hal ini wajar karena sebagian besar penduduk Tabanio memiliki mata pencahrian sebagai nelayan yang mengantungkan kehidupannya pada pesisir pantai Tabanio.

Keadaan pantai tabanio kini semakin gersang dengan musnahnya pepohonan alam di pantai setempat akibat penebangan liar dan disusul dengan adanya abrasi. Ombak pada pesisir pantai tabanio cukup kuat, sehingga hal ini memungkinkan untuk terjadinya abrasi pantai. Keadaan pantai Tabanio sangat memprihatinkan dengan tingkat kekeruhan mencapai 12,5 cm, dapat dikatakan bahwa air laut tersebut kurang bersih. Sampah-sampah dan kotoran sapi yang berserakan menambah buruk keadaan pantai Tabanio. Bersadarkan pengukuran yang telah dilakukan, untuk parameter di daerah kering diperoleh data yaitu untuk kelembapan tanahnya sebesar 59%; pH tanah 6,1 dengan menggunakan alat soil tester dan suhu udara sebesar 27­­0C dengan menggunakan termometer. Sedangkan untuk parameter di daerah basah diperoleh data pH air 8; pH tanah 5,2; suhu air 290C; suhu udara 250C, dan kelembapan tanah sebesar 100%.



Berdasarkan wawancara dengan warga sekitar, setiap tahunnya pantai Tabanio mengalami abrasi sekitar 5 meter dari bibir pantai sebelumnya dan parahnya pada tanggal 15 Desember 2008 di desa Tabanio terjadi banjir yang menenggelamkan teras warga. Namun walaupun keadaan pantai Tabanio cukup buruk, vegetasi pesisir pantai Tabanio cukup beragam. Melihat keadaan pantai yang sangat memprihatinkan, berbagai flora fauna yang beragam juga dapat hidup di sekitar pantai.

Beberapa flora fauna yang terdapat di pantai Tabanio adalah : Tapak Liman (Elephantopus scaber), Jamur, Orok-orok (Crotalaria incana L), Rumput-rumputan, Semut (Formica Ruva), Siput (Cyanometra cauliflora), Kirinyu (Euphatorium odoratum), Terong (Salanun guatense), Kembang Kentut, Putri Malu (Mimosa pudica), Belalang, Kupu-kupu, Serangga, Jangkrik, Karamunting (Rhodomyrtus tomentosa), Ulat, Laba-laba, Burung dan berbagai tumbuhan yang tidak kami kenal.

Dengan mempertimbangkan keragaman flora fauna di sekitar pesisir pantai Tabanio dan ketergantungan ekonomi warga sebagai nelayan, sehingga pantai Tabanio hendaknya diperhatikan oleh pemerintah setempat untuk tetap dilestarikan dengan cara mengurangi abrasi yang terjadi dan kepedulian warga terhadap kebersihan lingkungan sekitar pesisir pantai. Pantai Tabanio harus tetap dipertahankan dan diperhatikan, karena kerusakan yang cukup parah pada pesisir pantai Tabanio dapat berakibat buruk khususnya pada daerah Kalimantan Selatan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar